» » » Ratusan Desa di Karawang Terendam Banjir

Banjir yang menerjang wilayah Kabupaten Karawang semakin meluas. Hingga Minggu petang (19/1), genangan banjir masih merendam ribuan rumah dan sawah milik warga yang tersebar di 108 desa di 25 kecamatan.

Akibat becana tersebut ribuan warga terpaksa meninggalkan rumahnya masing-masing. Mereka mengungsi ke tempat yang lebih aman, seperti masjid, sekolah, emperan toko, bahkan di tepi jalan raya, termasuk interchange Karawang Barat.

Ketinggian air di beberapa desa bahkan telah sampai ke atap rumah. Misalnya di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat. Desa tersebut kini telah menyerupai lautan, sehingga tak seorang warga pun yang bertahan tinggal di rumahnya.

Mereka mengungsi ke halaman pertokoan Karawang Hijau, halaman rumah makan, dan juga di tepi interchange Karawang Barat. Sebagian korban banjir bahkan mulai meminta bantuan dari para pengguna jalan.

Mereka menyodorkan dus kosong kepada setiap kendaraan yang lewat untuk meminta uang recehan. Hal tersebut tak pelak membuat arus lalu-lintas di interchange Karawang Barat tersendat.

Menurut Bupati Karawang, Ade Swara didampingi Kepala Dinas Sosial, Rokhuyun, banjir yang melanda Karawang berasal dari luapan beberapa sungai besar, seperti Citarum, Cibeet, Cilamaya, Cibulan-bulan, dan Kalen Growak. Sungai tersebut tidak mampu menampung air hujan yang sepanjang hari kemarin terus menerus mengguyur wilayah Kabupaten Karawang.

Akibatnya, air leberan sungai mengalir ke pemukiman warga menyergap rumah dan areal pesawahan. Kondisi tersebut diperparah oleh adanya banjir kiriman yang berasal dari hulu sungai.

Menurut Rokhuyun, jumlah pengungsi saat ini telah mencapai 5. 586 jiwa. Mereka menempati tenda-tenda yang dibangun di halaman kantor desa masing-masing desa.

Berdasarkan data sementara terjangan air bah sedikitnya telah merusak sejumlah infrastruktur di antaranya 52 mesjid, 11 sekolah, 35. 092 rumah, dan 8.282 hektare sawah. "Saat ini para penungsi sudah kekurangan makanan. Logistik yang kami salurkan tidak memadai," ujar Rokhuyun.

Dikatakan juga, hingga Minggu petang, pihaknya telah mengeluarkan dana Rp 500 juta dari anggaran bencana alam yang dialokasikan sebanyak Rp 5 miliar pada APBD 2014 ini. "Penggunaan anggaran terbesar untuk membeli 15 unit perahu karet. Sementara untuk membeli makanan masih kurang," ucapnya.

Dikatakan pula, untuk memenuhi kebutuhan pengungsi korban banjir, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat. Selain itu, pihaknya juga menggalang dana dari sejumlah perusahan yang ada di Kabupaten Karawang.

«
Posting Lebih Baru
»
Posting Lama

Tidak ada komentar: